Pemasaran handphone di Amerika Serikat (AS) disebutkan sudah melorot semenjak 2020 atau persisnya di awal wabah Covid-19. Berkurangnya pecinta HP baru karena harga handphone baru semakin meningkat tetapi kurang sejumlah fitur baru. Seperti iPhone yang naik sekitaran USD100 dari harga 2 tahun lalu.
Sebagai jalan keluarnya, disampaikan DailyMail, Senin (6/3), data dari International Data Corporation (IDC) menulis Slot terpercaya di indonesia ada kenaikan jumlah pecinta HP sisa. Kenaikan ini disebabkan karena mekanisme trade-in atau ganti tambah, yang dijajakan Apple dan perusahaan handphone besar yang lain.
Ditambahkan, pemakai dapat memperoleh HP sisa minimal USD 300 tambah murah dibanding membeli baru. Data memperlihatkan jika 283 juta handset sisa dipasarkan di AS tahun kemarin, bertambah 11,5 % dari tahun 2021. Menariknya, Agen slot terpercaya produk punya Apple ini sanggup hasilkan lebih dari 80 % circular economy di AS.
Salah seorang di basis dialog bercerita kisah hidupnya saat beli iPhone. Ia memandang makin mengeluarkan baru, sejumlah fitur iPhone kurang inovasi.
Saya ingat sekitaran 6-7 tahun lalu, saat kami mempunyai iPhone 4S. iPhone 5 terlihat revolusioner dengan monitor 4 incha. Tahun selanjutnya, 5S terlihat revolusioner dengan sensor Touch ID anyarnya selanjutnya 5C tidak banyak,” bebernya.
“Selanjutnya kami memperoleh iPhone 6, dengan kenaikan yang betul-betul diperlukan, ukuran monitor 4,7 dan 5,5 inch. Maju cepat 3 tahun, kami memperoleh X (6S, 7, dan 8 semua ialah versus 6 yang sedikit dipertingkat untuk saya, tetapi tidak ada yang revolusioner. Semenjak X, tidak ada iPhone baru yang di-launching membuat saya kagum kembali,” tambah ia.